Minggu, 11 Maret 2012

isolasi mikrobiologi


BAB I
PENDAHULUAN

Mikroba yang ditemukan di suatu lingkungan ditemukan dalam populasi campuran, sangat jarang sekali yang ditemukan sebagai satu spesies tunggal. Penelitian mengenai mikroorganisme biasanya memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran pada permulaanya, atau biakan campuran, menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang berasal dari satu sel induk. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan kemurnian isolat selama penyimpanan, agar produk atau metabolisme suatu mikroba.
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien.
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor  pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme baru.
  Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal dengan nama total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya mudah sekali dikenali dengan media ini dengan cara mengubah komposisi nutrien atau menambahkan indikator.
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara mikroorganisme di imbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum.
Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberhasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a.       Suhu
b.      Cahaya
c.       Pengeringan (kelembaban)
d.      Keasaman (pH)
e.       Pengaruh O2 dari udara
f.       Mikroorganisme disekitarnya
Di alam bebas tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran menjadi biakan murni memerlukan teknik-teknik untuk mengisolasi. Populasi campuran menjadi satu populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu selinduk. Isolasi bakteri artinya memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu:
1.      Cara cawan gores
2.      Cara cawan sebar
3.      Cara cawan tuang

Tujuan Praktikum:
a.       Untuk mendapatkan biakan murni
b.      Untuk mengetahui jumlah mikroba yang tumbuh dalam medium
c.       Untuk mengetahui kualitas mikroba dari medium tersebut



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Isolasi Mikroorganisme
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spsies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk.
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon.
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni.
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama dengan bakteri saprob. Untuk memisahkan suatu koloni dari biakan campuran dilakukan beberapa cara yaitu:
1.      Pengenceran 
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piraan murni yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam.
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2.      Penuangan
Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikti sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium diantaranya adalah :
a.       Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores.
b.      Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan – cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.

Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut disebut dengan Isolasi Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:

1.      Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang.
Metode gores kuadran, bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel.
Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (500C), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas permukaan atau di dalam cawan.
2.      Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3.      Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

B.     Perhitungan Angka Kuman
Menentukan banyaknya mikroba dalam suatu bahan dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikribiologi dari bahan tersebut.
Jumlah mikroba dapat dihitung dengan beberapa cara, namun secara garis besar dibedakan menjadi:
1.      Cara langsung
Hasil perhitungan secara langsung menunjukkan seluruh jumlah mikroba yang masih hidup maupun yang sudah mati. Caranya:
a.        Pembuatan preparat sederhana yang diwarnai
b.       Menggunakan ruang hitung

2.      Cara tidak langsung
Hasil perhitungan akan menunjukkan jumlah mikroba yang masih hidup saja.
Caranya:
a.       Menghitung total jumlah mikroba
b.      Cara pengenceran
c.       Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada
d.      Cara kekeruhan
Cara ini dapat digunakan untuk bahan padat maupun cair. Khusus untuk bahan padat maka sebelum dilakukan perhitungan bahan itu perlu dilakukan pelarutan atau dibuat suspensi, dengan memperhitungkan faktor pengencerannya.

Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah:
·         Satu koloni dihitung 1 koloni
·         Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni
·         Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
·         Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni
·         Koloni yang lebih besar dari setengah cawan tidak dihitung
·         Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni

Standar perhitungan
Faktor pengenceran = pengenceran x jumlah yang ditumbuhkan
Jumlah koloni = jumlah koloni x 1/faktor pengenceran.
a.   Cawan yang dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni 30-300 koloni
b.   Hasil yang dilaporkan terdiri dari 2 angka yaitu angka pertama di depan koma dan angka kedua di belakang koma. Jika angka ketiga lebih besar dari 5 maka harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua.
c.   Jika semua pengenceran menghasilkan angka kurang dari 30 koloni, maka hanya koloni pada pengenceran terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 koloni dikalikan dengan faktor pengenceran tetapi jumlah sebenarnya harus dicantumkan dengan tanda kurung.
d.  Jika semua pengenceran menghasilkan angka lebih dari 300 koloni maka hanya koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 koloni dikalikan dengan faktor pengenceran tetapi jumah sebenarnya harus dicantumkan dengan tanda kurung.
e.   Jika semua pengenceran menghasilkan angka 30-300 koloni maka harus dibuat perbandingan. Jika perbandingannya < 2 maka yang dilaporkan adalah rata-rata pengenceran tetapi jika perbandingannya > 2 maka yang dilaporkan adalah pengenceran terendah.
f.    Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, maka data yang diambil harus dari kedua cawan tersebut meskipun salah satu dari cawan duplo tidak memenuhi syarat 30-300 koloni.

























BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

ALAT:
1.      Cawan petri steril
2.      Tabung reaksi
3.      Pipet volume
4.      Vortex
5.      Cotton bud steril
6.      Timbangan
7.      Kapas
8.      Mikro pipet
9.      Jarum tanam tajam
10.  Jarum ose
11.  Bulb
12.  Bunsen
13.  Inkubator

BAHAN:
1.      Medium NA sintetis
2.      Tanah
3.      Aquadest steril
4.      Medium agar tegak
5.      Medium PDA




PROSEDUR KERJA:
A.    Isolasi mikroorganisme dari lingkungan (tangan)
·         Siapkan medium PDA dalam petri yang sudah steril
·         Ambil cotton bud steril lalu celupkan ke dalam aquadest steril
·         Gosokkan pada sumber lingkungan (tangan)
·         Goreskan pada medium PDA petri
·         Inkubasi 1 x 24 jam
·         Amati mikroorganisme yang tumbuh pada medium PDA petri
·         Hitung mikroorganisme menggunakan colloni counter
·         Pindahkan mikroorganisme itu ke dalam medium NA sintetis jika mikroorganisme itu bakteri dan medium PDA jika mikroorganisme yang tumbuh itu jamur di dalam transfer box / laminar air flow
·         Inkubasi kembali selama 1 x 24 jam
·         Amati pertumbuhan mikroorganisme dalam medium
·         Setelah selesai lakukan dekstruksi untuk memusnahkan mikroorganisme tersebut

B.     Isolasi mikroorganisme dari sampel tanah
1.      Timbang tanah seberat 1 gram
2.      Tanah seberat 1 gram dimasukkan ke dalam aquadest steril 9 ml (tabung pengenceran 10-1) secara aseptis dan divortex, lalu ambil 1 ml larutan dari pengenceran 10-1 masukkan dalam aqudest steril (pengenceran 10-2) dan selanjutnya dilakukan pengenceran bertingkat sampai 10-7
3.      Dari masing-masing tiga pengenceran terakhir (10-5, 10-6, 10-7) diambil 0,1 ml untuk ditanam secara spread plate pada medium cawan petri
4.      Inkubasi selama 1 x 24 jam
5.      Koloni akan tumbuh pada ketiga cawan tersebut
6.      Hitung jumlah mikroorganisme pada masing-masing petri tersebut dengan menggunakan colloni counter
7.      Pilih cawan yang banyak ditumbuhi mikroorganisme
8.      Lalu pindahkan mikroorganisme tersebut ke dalam medium NA sintetis jika bakteri dan ke dalam medium PDA jika jamur
9.      Inkubasi kembali selama 1 x 24 jam
10.  Amati pertumbuhan mikroorganisme yang tumbuh
11.  Setelah selesai lakukan dekstruksi.

Gambar isolasi mikroorganisme dari tanah

C.     Morfologi koloni bakteri
§  Pilih cawan yang paling banyak mengandung koloni
§  Amati bentuk koloni, ukuran koloni dll
§  Konsistensi emulsi ( tusuk jarum ose ke dalam koloni dan amati saat jarum terangkat dari medium)
§  Emulsifability
-          Koloni di suspensikan ke dalam air steril
-          Cara lain: amati koloni dengan jarum         jarum inkubasi + aquadest steril          sebarkan di petri          amati







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


1.      Hasil
A.    Isolasi mikroorganisme dari udara dan lingkungan

No
Sumber
Bakteri
Jamur
Keterangan
1
Lingkungan udara
ü   
-           
9 koloni

2
Nafas manusia
ü   
-           
Tidak terdapat koloni
3
Lingkungan





a.       Rambut
-           
-           
Tidak dilakukan

b.      Kulit
-           
-           
Tidak  dilakukan

c.       Tangan
ü   
-           
1 koloni


d.      Kaki
-           
-           
Tidak dilakukan

e.       Meja
-           
-           
Tidak dilakukan

f.       Tas
-           
-           
Tidak dilakukan







B.     Isolasi bakteri dari sampel tanah

Sumber isolat
Intensitas pertumbuhan
Jenis mikroorganisme
Keterangan
Cawan 10-5
2 x 24 jam
-           
Tidak terdapat koloni
Cawan 10-6
2 x 24 jam
Bakteri
3 koloni

Cawan 10-7
2 x 24 jam
-           
Tidak terdapat koloni


C.     Morfologi koloni bakteri

No
Pengamatan
Bakteri 1
Bakteri 2
1
Bentuk koloni
Bulat
-           
2
Ukuran koloni

-           
3
Pigmentasi koloni
Putih
-           
4
Elevasi koloni
Raised
-           
5
Tepi koloni
Entire
-           
6
Permukaan koloni
Kasar
-           
7
Konsistensi koloni
Mucoid
-           
8
Emulsifibilitas koloni
Suspensibilitas
-           
9
Bau koloni
Asam
-           


D.    Angka perhitungan kuman

10-5
10-6
10-7
SPC (Standar Plat Count)
-           
3
-           
< 3,0 x 10-7 . (3 x 10-6) CFUs


Perhitungan:
= < 30 x 1/10-6 . (3 x 1/10-6)
= < 3,0 x 10-1 x 106 . (3 x 106)
= < 3,0 x 107 . (3 x 106) CFUs


2.      Pembahasan
Isolasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk memisahkan suatu koloni dari biakan campuran. Yang memiliki tujuan untuk mendapatkan biakan murni. Biakan murni merupakan biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Pada praktikum isolasi mikroorganisme dari udara dan lingkungan digunakan medium NA (Nutrient Agar) dengan mengisolasi mikroorganisme yang berasal dari lingkungan udara, nafas manusia dan lingkungan (tangan) dan isolasi dari tanah.
Isolasi mikroorganisme dari lingkungan udara dilakukan dengan cara membuka tutup cawan petri yang sudah terisi medium PDA yang steril selama 5 menit. Lalu di inkubasi selama 24 jam dan mendapatkan hasil pertumbuhan mikroorganisme sebanyak 9 koloni. Isolasi mikroorganisme dari nafas manusia dilakukan dengan menghembuskan nafas ke dalam petri yang sudah berisi medium steril. Kemudian di inkubasi selama 24 jam tetapi pada praktikum isolasi dari nafas manusia tidak ada satupun bakteri yang tumbuh. Hal ini mungkin disebabkan karena pada saat menghembuskan nafas ke dalam cawan yang sudah berisi medium steril tidak dilakukan dengan benar, seharusnya nafas yang di hembuskan berasal dari mulut bukan dari hidung atau mungkin saja medium yang digunakan tidak steril yang menyebabkan mikroorganisme tidak bisa tumbuh disana.  Isolasi mikroorganisme dari lingkungan (tangan) dilakukan dengan cara menggunakan cotton bud yang steril, setelah itu di goreskan pada medium steril dengan cara sinambung. Setelah itu di inkubasi selama 24 jam, namun tidak ditemukan mikroorganisme yang tumbuh. Lalu dilakukan inkubasi kembali dan akhirnya ditemukan 1 koloni mikroorganisme yang tumbuh. Dengan bentuk koloni bulat daan berwarna putih. Hal ini disebabkan cotton bud yang digunakan untuk menggoreskan tangan dalam keadaan kering, seharusnya cotton bud yang akan digunaakan untuk menggoreskan tangan sebelumnya dicelupkan ke dalam aquadest yang steril sehingga bakteri dapat dengan mudah menempel pada cotton bud.
Isolasi mikroorganisme dari tanah dilakukan dengan cara pengenceran bertingkat sampai ke pengenceran ke tujuh. Pengenceran bertingkat digunakan dengan tujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroorganisme yang tersuspensi dalam cairan. Lalu di inkubasi selama 2 x 24 jam supaya cawan ditumbuhi oleh koloni, seharusnya hanya 1 x 24 jam tetapi pada saat itu bakteri yang tumbuh hanya sedikit atau hampir tidak ada. Kemudian cawan dari hasil ketiga pengenceran terakhir tersebut (105, 106 dan 107) dihitung bakteri yang tumbuh. Pada pengenceran 105 tidak ditumbuhi bakteri sama sekali, pengenceran 106 ditemukan 3 koloni bakteri, dan pada pengenceran 107 juga tidak ditemukan bakteri sama sekali. Hal ini disebabkan karena spatel drugel sky yang digunakan setelah dilewatkan di nyala api langsung digunakan ke dalam medium yang berisi mikroorganisme yang mengakibatkan mikroorganisme yang menempel tersebut mati.
Pada inokum yang dibuat sering terjadi kontaminasi hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain pada saat mentransfer tidak dilakukan secara aseptis sehingga timbul mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dan seharusnya pada saat membuka tutup cawan petri selama penggoresan dibuka sedikit saja dan tutup cawan tersebut harus tetap berada diatas cawan. Sehingga medium steril dalam cawan petri terlindung dari bakteri yang berasal dari udara.
Dua kesalahan yang paling umum dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mempelajari mikrobiologi adalah tidak memanfaatkan medium dengan baik untuk digoreskan sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi cenderung kurang baik dan cenderung menggunakan inokum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan







BAB V
PENUTUP


Kesimpulan:
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah:
v  Isolasi mikroorganisme bertujuan untuk memisahkan suatu koloni dari biakan campuran untuk menghasilkan biakan murni
v  Isolasi mikroorganisme dari lingkungan memiliki ciri-ciri:
-          Bentuk koloni: bulat
-          Pigmentasi koloni: putih
-          Elevasi koloni: raised
-          Tepi koloni: entire
-          Permukaan koloni: kasar
-          Konsistensi koloni: mucoid
-          Emulsifibilitas koloni: suspensibilitas
-          Bau koloni: asam
v  Pengenceran bertingkat dilakukan bertujuan untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme yang tersuspensi dalam cairan, sehingga diharapkan pada pengenceran 105 dan 106 didapatkan jumlah mikroorganisme yang memenuhi syarat yaitu antara 30 – 300 koloni.
v  Perbitungan angka kuman bertujuan untuk mengetahui sejauh mana medium tercemar oleh mikroorganisme.
v  Kandungan mikroorganisme pada suatu medium menunjukan kualitas suatu medium
v  Dengan dilakukan praktikum isolasi mikroorganisme maka dapat dibedakan antara bakteri, khamir dan kapang  yang memiliki ciri antara lain:
-          Bakteri: berbentuk bulat, putih transparan jika diamati dibawah cahaya
-          Kapang: memiliki hifa yang bisa dilihat dengan mata telanjang yang berwarnaputih kadang-kadang hijau
-          Khamir: tidak memiliki hifa dan berwarna-warni.
v  Hasil SPC (Standart Plate Count) : <3,0 x107. (3 x 106) CFUs


DAFTAR PUSTAKA


Hadioetomo, Ratna Siri. 1983. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia      


Pelczar, Michael  J. 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar